Sumber Gambar: Gabriel Manlake on Unsplash
bold text****bold textBeras merupakan bahan makanan pokok bagi masyarakat Indonesia. Tingkat konsumsi beras yang tinggi menyebabkan produksi beras juga meningkat, bahkan membuat pemerintah harus melakukan impor beras agar kebutuhan masyarakat dapat terpenuhi. Sebelum beras diedarkan ke pasar, biasanya beras disimpan dalam gudang. Akan tetapi, seringkali saat kita menyimpan beras muncul hama-hama yang tidak diundang yang dapat menurunkan kualitas beras. Bila serangan hama telah parah, maka beras yang disimpan bisa terancam dibuang karena tidak layak konsumsi.
Terdapat beberapa jenis hama yang sering ditemukan pada beras, diantaranya adalah:
Kutu beras (Sitophilus oryzae) Memiliki ukuran yang sangat kecil (3,5 -5 mm), berwarna coklat kehitaman dengan moncong yang panjang. Rahangnya yang kuat digunakan untuk melubangi beras dimana kutu betina akan meletakkan satu butir telur didalamnya lalu ditutupi dengan cairan yang dihasilkan kutu. Larva kutu akan berkembang biak dalam beras dan akan keluar setelah 2-4 hari. Kutu ini dapat bertahan hingga 2 tahun.
Kumbang Tribolium sp. Memiliki ukuran hampir sama dengan kutu beras, yaitu sekitar 3-4 mm, berwarna coklat kemerahan. Kumbang ini merusak material yang sudah hancur dan kanibal terhadap pupa dan telur. Setiap kumbang betina mampu menghasilkan 450 telur sepanjang hidupnya yang berkisar 35-45 hari. Semut Selain gula dan makanan manis, semut juga sering ditemukan dalam tumpukan beras karena kandungan gulanya. Semut lebih mudah dibasmi dari beras daripada serangga lainnya karena mereka tidak berkembang biak dalam tempat penyimpanan beras. Akan tetapi jumlahnya bisa lebih banyak ditemukan saat beras akan dikonsumsi.
Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi keberadaan hama dalam penyimpanan beras, diantaranya yaitu Suhu, kadar air biji dan sumber makanan, secara umum serangga tumbuh optimal pada suhu 25 - 37 celcius. Masa perkembangan serangga Ketahanan hidup serangga.
Untuk mencegah atau mengurangi serangan hama pada beras yang telah dibeli, terdapat beberapa tips untuk penyimpanan beras dalam rumah: Menjemur di bawah sinar matahari, hamparkan beras diatas tampi atau alas lainnya dengan rata agar sinar dapat mengenai beras, suhu dari sinar matahari dapat membuat serangga kepanasan dan meninggalkan beras. Memberikan daun jeruk purut, aroma yang kuat dari daun jeruk purut dapat mengganggu indera penciuman serangga sehingga menghindari beras. Sobek daun jeruk purut dan ditempatkan secara acak dalam tumpukan beras. Menaruh cengkeh, aroma yang kuat dari cengkeh juga tidak disukai serangga, taburkan cengkeh dalam tumpukan beras dan diamkan selama beberapa hari sehingga serangga menghindari beras. Selain itu, sangat disarankan untuk memasukkan beras dalam wadah kering yang tertutup rapat atau dispenser beras yang selalu dijaga kebersihannya. Usahakan jangan mencampur beras lama yang belum habis dengan beras yang baru dibeli karena sisa beras lama dapat mengundang hama atau penyakit.
Sumber: Hendrival, H. and MELINDA, L., 2017. Pengaruh Kepadatan Populasi Sitophilus oryzae (L.) terhadap Pertumbuhan Populasi dan Kerusakan Beras. Biospecies, 10(1). https://bacaterus.com/cara-menghilangkan-semut-di-beras/ https://kumparan.com/kumparanfood/5-tips-menyimpan-beras-https://kumparan.com/kumparanfood/5-tips-menyimpan-beras-supaya-bebas-kutu-dan-tak-bau-apek-1t7ZAKEToX9/fullsupaya-bebas-kutu-dan-tak-bau-apek-1t7ZAKEToX9/full